PELAKSANAAN PROGRAM BIOSEKURITAS PADA UNGGAS (Bag.2)
ETIOLOGI AGEN PENYAKIT
DILINGKUNGAN PETERNAKAN UNGGAS
PELAKSANAAN PROGRAM BIOSEKURITI PADA UNGGAS(Bagian 2-Tamat)
1. Kontrol Lalu Lintas
Biosekuritas
ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas orang, seperti
mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan masuk orang
tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka
didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi
khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan
harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada
peternakan yang harus menjalankan biosekuritas dengan ketat (Grand parent
stock) akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan
masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (Parent
stock, komersial, prosesing dll) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan
tersebut.
Kontrol
lalu lintas tidak hanya berlaku untuk orang tetapi juga untuk hewan seperti
burung-burung liar , tikus, kumbang predator, serangga dan lainnya. Kucing dan
anjing seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit yang potensial, tetapi
bukti-bukti kurang mendukung, dan manfaatnya dalam mengendalikan tikus cukup
nyata dibandingkan kerugian yang ditimbulkannya. Konstruksi bangunan yang
terbuka sebaiknya diberi kawat pelindung untuk mencegah masuknya serangga
terbang atau predator, meskipun tidak efektif paling tidak dapat mengurangi
resiko.
Kebersihan
halaman dan teras dinding serta pemotongan rumput harus teratur. Konstruksi
kandang dan ruang penyimpan pakan dibuat yang tidak memungkinkan
binatang-binatang seperti tikus, burung, kumbang dan lainnya secara leluasa
dapat memasukinya (rodent proof). Program pengendalian tikus dapat
dibuat secara berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan di pinggir
kandang dengan selang 15-20 meter. Umpan tikus perlu dimonitor dalam jangka
waktu tetrtentu misalnya setiap 5 hari sekali dengan umpan yang disukai tikus.
Limbah kotoran ayam dan sekam basah, harus segera disingkirkan agar tidak
mengundang lalat berkembang biak . Pada saat
musim
lalat dilakukan pengendalian baik dengan insektisida untuk membunuh lalat
dewasa atau larva.
Lalu
lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus dimonitor secara
ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang
terdapat di belakang gerbang. Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan
adalah kendaraan pengangkut makanan, doc, ataupun peralatan kandang lainnya.
Pada peternakan pembibitan yang memerlukan biosekuritas lebih ketat, begitu
masuk kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil
bagian bawah, sekitar ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi.
Sementara itu penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus untuk lalu
lintas orang. Di tempat ini ia harus mandi semprot untuk didesinfeksi. Di
peternakan yang memerlukan biosekuritas sangat ketat terdapat pemisahan dan
batas yang jelas mengenai daerah sanitasi kotor dengan atau daerah sanitasi
semi bersih atau bersih. Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas
baik barang, bahan ataupun manusia.
2.
Vaksinasi
Aspek
lain dari biosekuritas adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi. Antibiotika
digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat yang dapat
melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok
ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam .
Vaksin
virus yang ideal terbuat dari suatu virus yang tidak menimbulkan penyakit,
tetapi virus yang sangat tinggi imunogenesitasnya. Kombinasi ini agak jarang
oleh karena itu virus-virus terpilih harus memberikan reaksi yang kecil sekali
dan menyebabkan kekebalan yang tinggi. Perusahaan vaksin mempunyai kombinasi
faktor-faktor yang terbaik terhadap virus yang ada sesuai dengan yang
diharapkan.
Tidak
semua vaksin efektifitasnya sama. Beberapa vaksin memberikan kekebalan yang
baik tetapi menimbulkan reaksi setelah diberikan yang lebih berbahaya dari
penyakit itu sendiri. Vaksin yang lain, reaksinya tidak terlihat tetapi tingkat
perlindungannya sangat rendah. Tetapi, kehebatan reaksi biasanya tidak
berhubungan dengan tingkat kekebalan. Virus yang ideal untuk vaksin adalah yang
tidak memberikan reaksi dan mempunyai kekebalan yang tinggi. Beberapa vaksin
untuk infeksi bakteri tertentu biasanya kurang efektif
dari
pada kebanyakan vaksin virus, karena vaksin virus dapat merangsang
bagian-bagian kunci dari sistem kekebalan dengan lebih baik.
Vaksin
bisa dalam bentuk hidup atau mati. Keduanya memberikan reaksi. Vaksin hidup
terdiri atas mikroorganisme hidup. Vaksin ini dapat diberikan pada umur lebih
muda daripada vaksin mati, dan diberikan melalui injeksi, air minum, inhalasi,
atau tetes mata. Kontaminasi vaksin harus dicegah karena dapat menimbulkan
gangguan yang serius.
Mikroagen
yang terdapat dalam vaksin hidup akan berkembang di dalam tubuh unggas, dan
bila terdapat infeksi sekunder pada saat itu, dapat terjadi reaksi yang hebat.
Ketika menggunakan vaksin hidup, peternak harus menyadari bahwa peternakannya
mengandung agen penyakit yang berasal dari vaksin.
Semua
vaksin mati, yang pemberiannya harus disuntikkan, dapat juga menimbulkan reaksi
yang berasal dari zat pembawanya. Reaksi yang paling umum adalah terjadinya
pembentukan jendolan pada tempat penyuntikan (granuloma).
Usia
unggas pada saat vaksinasi terhadap penyakit tertentu dan kapan perlu diulang
merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat, kualitas dan lamanya
kekebalan. Program-program vaksinasi bervariasi pada ayam broiler, ayam petelur
komersial, ayam bibit, ayam nenek, ayam kalkun, dan burung. Yang penting
diingat adalah vaksinlah sesuai dengan keperluan.
3.
Pencatatan Riwayat Flok
Mencatat
riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga kesehatan flok ayam. Ayam
harus secara rutin diperiksa kesehatannya ke laboratorium, dengan mengecek
titer darahnya terhadap penyakit tertentu, monitoring bakteriologis dan
sampling lainnya. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus disimpan
bersamaan dengan data performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat
bermanfaat begitu masalah muncul.
4.
Pencucian Kandang Ayam
Pencucian
kandang ayam merupakan kegiatan biosekuritas yang paling berat. Segera setelah
flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar kandang, tindakan berikutnya adalah
pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh
kandang
dan lingkungannya. Gumpalan liter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel
harus disikat dan disemprot air. Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk
pengangkut, wadah-wadah pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya
harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah dipakai. Berikut ini cara-cara
pencucian kandang untuk kandang ayam broiler dan ayam petelur.
4.1.
Pencucian Kandang Ayam Broiler
Pencucian
kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh. Secara total
artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas
sampai ke bawah. Hal ini dilakukan paling tidak setahun sekali. Pencucian bisa
juga secara parsial biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian
bawah (lantai) dan sekitarnya.
Cara
pencucian secara menyeluruh bisa dilakukan sebagai berikut:
a.
Angkat liter keluar dari kandang sejauh mungkin, atau paling tidak 100 yard.
Usahakan liter tidak berceceran, tidak mencemari jalan atau pintu masuk
kandang, dan tutuplah rapat-rapat.
b.
Sapulah dengan bersih dari atas sampai dasar kandang atau lantai, termasuk
seluruh rangkaian kabel listrik, kipas angin, dan kisi-kisi jendela. Lepaskan
lampu-lampu bohlam bersihkan dan ganti yang sudah putus dengan yang baru.
c.
Gosok, sikat dan bersihkan seluruh instalasi air, tempat makanan, dan peralatan
lainnya. Keluarkan peralatan seperti brooder guard, tempat minum, tempat
makan, dari kandang, lalu rendam, sikat, bersihkan dan desinfeksi sebelum
dipakai lagi untuk flok ayam berikutnya.
d.
Seluruh atap, korden, dinding, partisi, tempat makan dan minum, dan peralatan
lainnya, setelah dibersihkan debunya, disomprot dengan air sabun, dibilas, lalu
didesinfeksi dengan menggunakan desinfektan yang kuat dan larut dalam air
seperti senyawa fenol dengan konsentrasi sesuai aturan yang terdapat pada
label. Peningkatan konsentrasi desinfektan tidak akan menutupi pekerjaan
pencucian yang tidak sempurna. Penyemprotan dilakukan pada tekanan minimum 200
psi (pounds per square inch) agar penetrasi berlangsung baik. Hati-hati jangan
sampai semprotan mengenai
bagian
dalam motor listrik, oleh karena itu harus diselubungi dahulu sebelum
disemprot, setelah selesai buka kembali, atau bisa juga dilepas dahulu
motornya. Penyemprotan dilakukan dari belakang dan bekerja mulai dari atap
bangunan pertama kali, lalu dinding dan terakhir lantai. Bagian luar kandang
seperti teras, saluran air, kawat, atap dan halaman juga diperlakukan sama.
Jika pencucian telah selesai, perbaikan pada bagian-bagian kandang yang rusak
dapat dilakukan.
e.
Setelah lantai kering dan bersih maka liter baru dan peralatan kandang untuk
DOC yang baru dapat dipasang dan disebar merata. Liter umumnya berupa sekam
atau tatal dengan ketebalan 10 cm (minimal 8cm).
f.
Gunakan insektisida yang sesuai pada bagian atas liter baru bila terdapat
masalah serangga. Bila terdapat banyak kumbang (Alphitobius spp), maka
semprotlah dindingnya dengan insektisida.
g.
Sediakan bak dekontaminasi sepatu di depan pintu masuk kandang. Sediakan pula
baskom dekontaminasi untuk mencuci kandang. Gunakan desinfektan sesuai anjuran
pabriknya. Desinfektan merupakan racun, dan pemakaian sesuai dengan aturan yang
dianjurkan dalam label dapat menjamin terbunuhnya patogen yang ingin dibasmi.
Bila desinfektan tidak dipakai dalam proporsi yang dianjurkan seperti pada
label, maka orang, ternak ayam, dan mahluk hidup lainnya dapat turut teracuni.
4.2.
Pencucian Kandang Ayam Petelur
Pencucian
kandang dan desinfeksi secara menyeluruh dilakukan diantara setiap kelompok
umur remaja sangat dianjurkan. Kandang petelur dan peralatan harus dibersihkan
secara menyeluruh dari atas sampai bawah dan didesinfeksi setelah setiap flok
dipindahkan dari kandang semula dan sebelum flok baru dimulai. Pencucian
kandang secara parsial hanya dilakukan pada kandang petelur dan peralatannya
setelah flok dipindahkan dari tempat awalnya ke tempat yang baru.
Cara-cara
yang dianjurkan dalam pencucian kandang petelur secara menyeluruh adalah
sebagai berikut:
a.
Angkat liter keluar dari kandang sejauh mungkin, atau paling tidak 100 yard.
Usahakan liter tidak berceceran, tidak terkena air, tidak mencemari jalan atau
pintu masuk kandang, dan tutuplah rapat-rapat.
b.
Sapulah dengan bersih dari atas sampai dasar kandang atau lantai, termasuk
seluruh rangkaian kabel listrik, kipas angin, dan kisi-kisi jendela. Lepas
lampu-lampu bohlam bersihkan dan ganti yang sudah putus dengan yang baru.
c.
Seluruh atap, korden, dinding, partisi, tempat makan dan minum, dan peralatan
lainnya, setelah dibersihkan debunya, dibersihkan dengan air (air sabun),
dibilas dengan air bersih, lalu didesinfeksi dengan menggunakan desinfektan
yang kuat dan larut dalam air seperti senyawa fenol dengan konsentrasi sesuai
aturan yang terdapat pada label. Penyemprotan dilakukan pada tekanan minimum
200 psi (pounds per square inch) agar penetrasi bahan kimia berlangsung
baik. Hati-hati jangan sampai semprotan mengenai bagian dalam motor listrik,
oleh karena itu harus diselubungi dahulu sebelum disemprot, setelah selesai
buka kembali atau motor dilepas dahulu. Seluruh korden atau penutup pada kedua
sisi harus disemprot dengan air sabun, dibilas dengan air bersih, dan
didesinfeksi. Ketika kering, korden harus digulung dan biarkan udara mengalir
dengan sempurna.
d.
Bila terdapat kerusakan kandang maka perbaikan dilakukan pada saat ini. Setelah
selesai perbaikan, maka persiapan datangnya flok baru bisa dilakukan. Masa
kosong kandang sekitar dua minggu (minimal 14 hari).
e.
Sediakan bak dekontaminasi sepatu di depan pintu masuk kandang. Sediakan pula
baskom dekontaminasi untuk mencuci kandang.
5.Kontrol
Terhadap Pakan
Biosekuritas
terhadap pakan harus dilakukan terutama ditingkat pabrik pengolahan. Hal ini
harus secara ketat dilakukan mengingat banyaknya agen penyakit dan toksin yang
dapat mencemari makanan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pakan
ayam adalah:
a.
Menghilangkan atau mengurangi dampak resiko terjadinya kesalahan formulasi
pakan seperi kelebihan garam dan lain-lain.
b.
Melakukan pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar
air, kadar aflatoksin, uji ketengikan, sampling terhadap kandungan
mikroorganisma, dan analisis proksimat untk mengetahui kualitas kandungan
pakan.
c.
Memenuhi permintaan konsumen misalnya konsumen dari breeding farm biasanya
minta persayaratan pakan tertentu untuk mencegah terjadinya salmonellosis.
Pakan yang diinginkan melalui perlakuan panas (pada suhu 65-90 OC) dan
penambahan vitamin, crumbelling/pelleting, dan penambahan acidifier (asam
format, asam laktat, asam proprionant, asam butirat, atau asam sitrat).
d.
Melakukan upaya pencegahan berkembangnya toksin jamur dengan menambahkan toxin
binder.
e.
Melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum berangkat maupun
setibanya di farm konsumen.
f.
Memperhatikan lama penyimpanan bahan baku ataupun penyimpanan pakan jadi.
6.
Kontrol Air
Air
merupakan sumber penularan penyakit yang utama selain melaui pakan dan udara.
Berbagai penyakit yang ditularkan melaluiair antara lain Salmonellosis,
Kolibasilosis, Aspergillosis dan Egg Drop Syndrome. Oleh karena itu
monitoring untuk program biosekuritas air adalah:
a.
Melakukan pemeriksaan kualitas air minimal sekali dalam satu tahun yang
meliputi pemeriksaan kimiawi (kesadahan, metal, mineral) dan bakteriologis.
b.
Melakukan pemeriksaan air secara kultur paling tidak sebulan sekali untuk
menguji tingkat higienitas air minum ayam (kwalitatif dan kwantitatif).
Pengujian dilakukan secara berurutan dari hulu ke hilir, mulai dari sumber air sampai
ketempat minum ayam (drinker).
c.
Perlakuan sanitasi air minum ayam diperlukan tergantung dari tingkat
pencemarannya. Umunya sanitasi dilakukan dengan cara klorinasi, tetapi saat ini
sudah banyak produk komersial lain seperti pemberian asam organik.
d.
Secara teratur melakukan flushing (penggelontoran) air di instalasi air
di dalam kandang minimal seminggu sekali. Perlakuan ini dilakukan mengingat
seringnya peternak memberikan vitamin, mineral ataupun antibiotik melalui air
minum. Munculnya jonjot (semacam lendir) organik pada pipa-pipa air minum dapat
mengakibatkan tersumbatnya pipa-pipa saluran tersebut.
7.
Kontrol Limbah (sisa-sisa) Produksi dan Ayam Mati
Dalam
tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah sudah jelas
akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh mungkin sari
areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang mengambil sisa
produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal
produksi. Apabila tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus
dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa
produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah
pencemaran lingkungan.
Liter
basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat dan diangkut ke
tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil dari kandang
dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya dibakar dan
dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam peternakan. Disposal
pit dapat dibuat dengan luasan dan kedalaman tertentu tergantung pada sisa
produksi harian serta tersedianya lahan.
KESIMPULAN
Tata
laksana usaha peternakan ayam dalam skala besar juga merupakan surga bagi
perkembangan berbagai agen penyakit, meskipun jumlah dan virulensinya rendah
tetapi dapat menimbulkan efek yang serius. Bila setiap orang menjalankan
berbagai upaya isolasi secara ketat, maka tindakan karantina tidak perlu
dilakukan. Sebagian orang pasti merasa heran atau risih dengan tulisan atau
berbagai peraturan yang terpampang di pintu yang mengisyaratkan bahwa tamu
dapat membahayakan peternakan. Bagaimanapun tamu harus mengerti tujuan dari
prosedur perlakuan demikian, tidak lain adalah untuk menghentikan penyebaran
berbagai agen penyakit menular, yang sekaligus berarti mencegah kerugian bagi
orang lain.
Biosekuritas
tidak lain menyerupai etiket untuk berbuat baik. Bila dipraktekkan, ia akan
membantu pemilik peternakan dan lingkungan tetangganya keluar dari berbagai
permasalahan. Pengendalian penyakit merupakan bagian dari rasa tanggung jawab
terhadap yang lain. Penyakit tidak dapat dikendalikan dan diberantas dengan cara
berdiam diri atau memberikan informasi yang salah. Ketika upaya untuk
memberantas dan mengendalikan agen penyakit dilakukan, pemilik peternakan harus
memanfaatkan peristiwa alam sekitar seperti sinar matahari, panas, kering,
hujan, angin dan waktu atau musim. Seringkali pemilik hanya memikirkan kerugian
pendapatan ketika kandangnya kosong, padahal mortalitas yang tinggi dan
penampilan yang buruk biasanya lebih merugikan lagi bila terburu-buru untuk
memasukkan flok ayam baru. Oleh karena itu lebih baik menunggu sedikit lebih
lama (sekitar dua minggu lebih) kandang dibiarkan dalam keaadaan istirahat dulu
sebelum flok berikutnya masuk. (adha-f)